Safe and SecureUpdate News

Lagi-Lagi Rem Blong, Truk Alami Kecelakaan di Tol Pelabuhan

Kecelakaan akibat rem blong kembali terjadi, kali ini di Tol Pelabuhan dari arah Kemayoran menuju Pluit, memicu kekhawatiran publik akan keselamatan jalan raya.

Kamis (18/9) siang, sebuah truk kontainer mengalami rem blong di ruas Tol Pelabuhan dari arah Kemayoran menuju Pluit. Truk berukuran besar itu melaju tanpa kendali hingga menabrak sedikitnya tiga kendaraan di depannya, termasuk satu minibus dan dua mobil pribadi. Benturan keras membuat bagian depan truk ringsek, sementara mobil yang tertabrak mengalami kerusakan parah. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, beberapa penumpang mengalami luka ringan dan harus dilarikan ke rumah sakit terdekat. Insiden ini juga memicu kemacetan panjang hingga lebih dari dua kilometer di jalur tol tersebut.

Kasus rem blong pada truk sebenarnya bukan peristiwa baru. Hampir setiap tahun, kejadian serupa muncul di berbagai ruas jalan tol maupun jalur utama, terutama yang dilalui kendaraan logistik. Lalu, mengapa masalah ini terus berulang?

Menurut sejumlah pakar transportasi, penyebab utama rem blong sering kali berkaitan dengan kelebihan muatan. Truk yang membawa beban berlebih memaksa sistem pengereman bekerja di luar kapasitasnya. Akibatnya, saat menuruni jalan menurun atau melaju dengan kecepatan tinggi, rem bisa panas berlebihan (overheating) dan kehilangan daya cengkeram.

Selain faktor kelebihan beban, kondisi perawatan kendaraan yang buruk juga menjadi pemicu. Banyak armada truk beroperasi dengan sistem rem yang tidak dicek secara berkala, mulai dari minyak rem, kampas rem, hingga komponen hidrolik. Jika dibiarkan, kerusakan kecil bisa berujung pada kegagalan total saat kendaraan sedang melaju di jalan tol.

Read More  IBM dan NASA Luncurkan Surya, Model AI Open-Source untuk Prediksi Cuaca Matahari

“Truk dengan beban berlebih dan perawatan minim adalah kombinasi berbahaya. Tanpa kontrol ketat, risiko kecelakaan karena rem blong akan terus menghantui pengguna jalan,” ujar Djoko Setijowarno, pengamat transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata.

Faktor lain yang tak kalah penting adalah kedisiplinan sopir. Pengemudi yang tidak terlatih dengan baik sering kali memaksa kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi, bahkan saat membawa muatan berlebih. Padahal, teknik mengemudi yang salah bisa mempercepat kerusakan sistem pengereman.

Kasus terbaru di Tol Pelabuhan ini kembali menegaskan perlunya aturan yang lebih tegas. Pemerintah sebenarnya sudah menetapkan batas muatan kendaraan serta kewajiban uji KIR. Namun, praktik di lapangan menunjukkan masih banyak pelanggaran yang luput dari pengawasan. Penindakan yang lemah membuat perusahaan angkutan kerap mengabaikan standar keselamatan demi efisiensi biaya.

Untuk mencegah tragedi berulang, sejumlah pihak mendesak adanya pengawasan ketat di lapangan, mulai dari penimbangan beban kendaraan, inspeksi rutin sistem rem, hingga sanksi berat bagi perusahaan yang mengabaikan keselamatan. Tanpa langkah tegas, kasus rem blong hanya akan terus menjadi headline tanpa solusi nyata.

Keselamatan di jalan raya adalah tanggung jawab bersama, tetapi regulasi yang ketat dan penegakan hukum yang konsisten tetap menjadi kunci utama. Jika tidak, risiko kecelakaan akibat rem blong akan selalu menghantui jalur logistik vital, termasuk Tol Pelabuhan yang menjadi urat nadi distribusi barang di Jakarta.

Back to top button